Jumat, 09 Maret 2018

Minyak Biji Kapuk #Terupdate

 Kapuk (Ceiba pentandra)


                 
Gambar . Buah kapuk dan Biji buah kapuk


          Kapuk randu  atau  kapuk  (Ceiba pentandra) yaitu pohon tropis yang tergolong ordo  Malvales dan famili Malvaceae  (sebelumnya dikelompokkan ke dalam famili terpisah  Bombacaceae), berasal dari penggalan utara dari Amerika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia, dan (untuk varitas C. pentandra var. guineensis) berasal dari sebelah barat Afrika.

Kata "kapuk" atau "kapok" juga dipakai untuk menyebut serat yang dihasilkan dari bijinya. Pohon ini juga dikenal sebagai kapas Jawa atau kapok Jawa, atau pohon kapas-sutra. Pohon kapuk gampang tumbuh di tempat tropis dan tumbuh dengan baik pada ketinggian 100-800 m di atas permukaan laut, tahan terhadap kekurangan air, sehingga sanggup ditanam di tegalan, pematang sawah atau tepi jalan (Setiadi, 1983).

 Dari data dinas perkebunan pemprov NTB terdapat 4.707  Ha areal pengembangan kapuk hingga ketika ini dengan jumlah produksi 1.413 ton serat higienis pertahunnya yang tersebar di wilayah NTB (Pemprov NTB, 2012).

 Pohon kapuk sanggup tumbuh hingga mencapai ketinggian 7-30 m, dengan bentuk batang yang silindris dan bercabang secara horizontal dengan daun yang jarang. Buah kapuk berbentuk lonjong dengan kulit yang keras dan berwarna hijau kalau masih muda dan berwarna coklat kalau telah tua.

 Dari setiap buah kapuk yang masak berisi sekitar 35 % serat, 15 % teras dengan kulit buah dan 50 % biji kapuk yang beratanya antara 25-40 gram. Setiap pohon kapuk sanggup menghasilkan antara 4000-5000 buah pertahun. Pohon kapuk sanggup berproduksi terus menerus hingga umurnya mencapai 50-60 tahun (Sihombing, 1974).

Biji Kapuk

        Biji kapuk merupakan hasil ikutan yang penting lantaran dua pertiga penggalan berat buah kapuk yaitu biji. Bentuk biji kapuk yaitu bulat, kecil-kecil berwarna hitam dibungkus oleh selapis serat berwarna putih yang merupakan dinding buah kapuk. Biji kapuk mengandung minyak, nitrogen, asam fosfat, air, abu, serat kasar, lemak, protein, dan karbohidrat. Dari biji kapuk akan dihasilkan minyak sebanyak 24 – 40 % yang berwarna kekuning-kuningan dan hampir tidak ada rasanya (Sahirman, 2009).

Ekstraksi Minyak Biji Kapuk




 Ekstraksi minyak biji kapuk dilakukan denagn metode sokletasi dengan alat soklet .  dimana prinsip kerja alat ini yaitu penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dibungkus dengan kertas saring dan diikat dengan benang, pelarut dipanaskan dalam labu bantalan bundar sehingga manguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-molekul cairan yang yang jatuh ke dalam klonsong mencari zat aktif di dalam di dalam simplisia dan kalau pelarut telah mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan turun kembali ke labu bantalan bundar melalui pipa kapiler dan diupkan kembali, sehingga terjadi ekstraksi secara kontinyu (Sudarma, 2014).

 Pelarut yang dipakai untuk mengekstrak minyak biji kapuk yaitu n-heksana dikarenakan sifat non-polar dari n-heksana tersebut, sehingga sangat baik sebagai pelarut minyak atau trigliserida yang juga bersifat non-polar. Untuk memisahkan minyak dari pelarutnya, dilakukan dengan cara menguapkan pelarut memakai alat rotary evaporator, sehingga pelarut yang dipakai sanggup diperoleh kembali. Adapun prinsip kerja rotary evaporator yaitu larutan hasil soklet dimasukkan ke dalam labu evap dipanaskan dan diputar untuk mempercepat proses penguapan, lantaran adanya penurunan tekanan maka suhu yang dipakai yaitu 40oC di bawah titik didih pelarutnya (Sudarma, 2014),  titik didih n-heksana itu sendiri yaitu 69oC. minyak yang diperoleh dari hasil ekstraksi sokletasi berwarna kuning sedikit bening yang merupakan warna khas dari minyak biji kapuk.


            Gambar . Minyak Biji Kapuk

 Dari tiga kali pengulangan proses ekstraksi minyak dengan metode sokletasi didapatkan kadar rata-rata yaitu 31.05% dari berat biji kering yang telah dihaluskan menyerupai terlihat pada tabel .

Tabel . Kadar Rata-Rata Minyak Biji Kapuk Hasil Ekstraksi


Hasil persentase kadar minyak hasil ekstraksi sokletasi ini lebih tinggi namun tidak jauh berbeda dibandingkan dengan hasil Hasanah (2016) yaitu 29,81% dengan metode yang sama, dan juga hasil ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan hasil Gunawan, dkk (2014) yaitu 30,075%.

Minyak Biji Kapuk

        Minyak biji kapuk mengandung trigliserida sebagai komponen utama penyusunnya, namun trigliserida sanggup berwujud padat dan cair tergantung dari komposisi asam lemak yang menyusunnya. Sebagian besar minyak nabati berbentuk cair lantaran mengandung sejumlah asam tidak jenuh yaitu asam oleat, linoleat dan palmitat dengan titik cair yang rendah. Minyak yang telah dipisahkan dari jaringan asalnya mengandung sejumlah kecil komponen selain trigliserida yaitu: 1) lipid kompleks, 2) sterol, 3) asam lemak bebas, 4) lilin, 5) pigmen yang larut dalam lemak dan 6) hidrokarbon (Ketaren, 1986).

Beberapa keunggulan yang dimiliki minyak biji kapuk antara lain gampang didapat (masa panen biji kapuk yaitu 6 bulan sekali), harganya relatif murah, kadara sam lemak tak jenuhnya relatif tinggi (71.95 %) (Sihombing, 1974). Terdapat beberapa asam lemak yang terkandung dalam minyak biji kapuk yang disajikan dalam tabel berikut ini:

 Tabel . Kandungan Asam Lemak Minyak Biji Kapuk

Minyak biji kapuk mempunyai sifat fisik dan kimia. Adapun sifat fisik dan kimia minyak biji kapuk sebagai berikut:

 Tabel. sifat fisik dan kimia minyak biji kapuk

Dalam buah kapuk terdapt biji yang berwarna hitam. Kulit buah kapuk yang tebal dipecah dengan memakai pisau, kemudian biji kapuk dipisahkan dari serat buah kapuk yang berwarna putih. Biji kapuk kemudian dihaluskan dengan blender untuk memperbesar permukaan bidang sentuh pelarut biar diperoleh minyak yang lebih banyak ketika diekstraksi. Untuk mengetahui berat rata-rata dari buah kapuk dan persentasi biji dari buah dilakuakn pengukuran dengan mengambil lima sampel dari buah kapuk yang digunakan. Berdasarkan pengukuran tersebut diperoleh persentase biji kapuk 28,872 %. Dan kadar air dari biji kapuk yaitu 1,47%. Adapun persen berat biji kapuk sanggup dilihat pada Tabel 4.1. Hasil perhitungan biji kapuk ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil Gunawan, dkk (2014) dimana persentase biji dari buah kapuk yaitu 35.02%. Hal ini disebabkan oleh lingkungan tempat tumbuhnya kapuk yang dipakai mempengaruhi kadar dan komposisi yang didapatkan.

Refrensi
Karina khairan usman . 2016 .sintesis alkilamida dari minyak biji kapuk dengan urea melalui reaksi enzimatis. Mataram : UNRAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar