Sebelum kita terjun pribadi untuk membudidayakan ikan sidat tersebut pastinya kita akan mencari info yang sebanyak-banyaknya ihwal cara budidaya ikan ini. Menurut maspary dalam mencari info tersebut kita tentunya juga tidak sanggup menutup mata ihwal hambatan yang akan kita hadapi, sehingga bukan hanya manisnya saja yang kita ketahui. Paling tidak jikalau kita mengetahui kendala-kendala tersebut kita akan waspada dan lebih jeli dalam berbudidaya ikan sidat tersebut.
Sidat merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang bentuknya mirip belut. Ikan ini mempunyai bentuk fisik yang panjang mirip belut dengan kulit berwarna hitam sedikit coklat dan teksturnya yang licin berlendir.
Saat ini komoditi ikan sidat di Indonesia tergolong cukup baik. Permintaan ikan sidat dunia semakin hari juga semakin memperlihatkan progres yang tinggi, utamanya di negeri sakura Jepang. Pasalnya, di Jepang ikan sidat merupakan salah satu sajian makanan pokok yang biasa dikonsumsi sehari-hari.
Sedangkan di Jepang sendiri, untuk mendapat yang namanya ikan sidat sudah tidak mengecewakan sulit. Menurut info yang di sanggup bahwa ketika ini negara Jepang hanya sanggup memenuhi 30 persen kebutuhan ikan sidat yang dikonsumsi masyarakatnya. Sedangkan sisanya mengandalkan pasokan ikan impor dari negara-negara lain tak terkecuali Indonesia.
Namun sayang, berdasarkan info yang maspary peroleh dari ketua kelompak tani ikan desa Beji, Kab. Banyumas, sidat ini belum sanggup diternak (dikawinkan hingga menghasilkan anak). Sehingga jikalau kita akan melaksanakan budidaya sidat, benihnya hanya merupakan hasil penangkapan ikan di kawasan pantai cilacap.
Gambar : Beberapa bak sidat milik kelompok tani di Desa Beji Kab. Banyumas
Selain itu pemeliharaan ikan sidat juga memerlukan waktu yang lama, dari benih seberat 50 gram hingga seberat 250 gram (layak jual) membutuhkan waktu sekitar 8 bulan. Apakah mungkin itu sebab efek suhu udara didaerah beji yang relatif hirau taacuh sehingga memperlambat pertumbuhan sidat ? mungkin itu perlu di teliti lebih jauh.
Yang paling utama menjadi hambatan budidaya pembesaran sidat ialah harga pakan yang sangat mahal, sebab konon katanya sidat memerlukan makanan yang tinggi protein. Sehingga perlu dicari alternatif pakan ikan sidat ini yang harganya murah.
Memang kalau hanya melihat harga jual sidat siap konsumsi yang sangat mahal (sekarang sekitar Rp.180.000/ kg) niscaya kita akan sangat tergiur untuk memeliharanya. Akan tetapi berdasarkan Bapak Supri ketua kelompok tani ikan di kawasan Beji, dengan harga pakan dan waktu pemeliharaan mirip itu laba budidaya pembesaran sidat belum sanggup didapat.
Informasi yang maspary tulis ini bukan untuk menakut-nakuti atau menghalangi harapan pembaca untuk membudidayakan ikan sidat, tetapi semata-mata hanya untuk sebagai materi pertimbangan sebelum rekan-rekan mulai budidaya sidat. Karena kalau saya baca baik lewat media cetak maupun internet, banyak buku dan seminar yang sedang menjual manisnya budidaya sidat tanpa menawarkan citra pahitnya. Mudah-mudahan artikel yang maspary tulis ini sanggup membagikan pengalaman yang real pada rekan-rekan dalam budidaya ikan sidat sehingga akan menciptakan kita lebih hati-hati.
Sukses Petani Indonesia !!!
Maspary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar