Di blog Gerbang Pertanian ini maspary sudah berkali-kali membahas problem hama wereng, mulai dari jenis-jenis hama wereng, cara hidup hama wereng, pestisida untuk hama wereng, pestisida yang tidak boleh untuk hama wereng, cara mengendalikan hama wereng, dan cara spray massal hama wereng.
INPARI 33 SALAH SATU VARIETAS PADI TAHAN WERENG TERBARU |
Sebenarnya kunci utama supaya tidak terkena wereng yaitu memakai varietas yang tahan, alasannya yaitu berdasarkan pengamatan maspary beberapa petani gagal panen ketika terjadi wabah hama wereng biasanya para petani yang menanam padi yang tidak tahan wereng. Karena memang jikalau sedang ada serangan wereng padi-padi yang tidak tahan wereng akan terjangkit dulu, dan walaupun sudah dikendalikan dengan insektisida yang ampuhpun juga akan berat sekali mengatasinya.
Pesan maspary, jangan sekali-kali hanya mengandalkan pestisida untuk bisa selamat dari serangan hama wereng. Karena pestisida seampuh apapun gak akan bisa menahan serangan wereng jikalau memang varietas yang ditanam nggak tahan wereng. Makara pengendalian dengan insektisida yaitu merupakan tindakan alternatif terakhir. Penyebab berkembangnya hama wereng cokelat antara lain perubahan biotipe dan penanaman varietas rentan. Varietas unggul yang semula dinyatakan tahan hama wereng cokelat, beberapa isu terkini kemudian berubah tingkat ketahanannya, sehingga perlu diganti dengan varietas unggul gres yang bereaksi tahan. Oleh alasannya yaitu itu rotasi atau pergiliran varietas tahan wereng sangatlah perlu. Jangan hanya menanam padi tahan wereng satu jenis saja secara terus menerus, alasannya yaitu akan cepat sekali terpatahkan ketahanannya. Namun biasanya petani kalau sudah cocok dengan satu varietas padi akan sulit sekali untuk ganti.
Berkali-kali negara Indonesia mengalami penurunan produksi beras secara nasional gara-gara serangan hama wereng. Oleh alasannya yaitu itu ketika ini pemerintah benar-benar selalu waspada terhadap hama wereng supaya para petani tidak mengalami penurunan produksi atau bahkan puso (gagal panen). Bentuk dari kewaspadaannya tersebut yaitu dengan dirilisnya beberapa padi unggul tahan wereng oleh balitbangtan kementrian pertanian.
Jika ingin mendapat informasi bagaimana cara budidaya yang baik dan benar supaya anda sukses bertani sebaiknya anda membaca buku
BERTANI ANTI GAGAL.
Banyak sekali faktor-faktor penyebab kegagalan bertani yang maspary kupas dalam buku tersebut.
BERTANI ANTI GAGAL.
Banyak sekali faktor-faktor penyebab kegagalan bertani yang maspary kupas dalam buku tersebut.
Berikut ini beberapa varietas padi unggul tahan wereng terbaru yang telah dirilis dan diuji coba oleh balitbangtan kementrian pertanian indonesia. Silahkan pilih yang cocok didaerah anda dan sekali lagi jangan hanya menanam satu jenis varietas secara terus menerus.
- Varietas Padi Inpari 18 mampu berproduksi hingga 9,5 t/ha dengan rata-rata 6,7 t/ha, umur genjah 102 hari, tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 18%. Selain tahan hama wereng cokelat biotipe 1, 2, dan agak tahan biotipe 3, Inpari 18 juga tahan penyakit hawar daun kuman patotipe III dan agak tahan patotipe IV. Padi unggul ini cocok dikembangkan pada lahan sawah irigasi dan tadah hujan dengan ketinggian tempat 0-600 m dari permukaan maritim (dpl).
- Varietas Padi Inpari 19 memiliki potensi hasil 9,5 t/ha dengan rata-rata 6,7 t/ha, umur genjah 104 hari, tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 18%. Tahan terhadap hama wereng cokelat biotipe 1, 2, dan agak tahan biotipe 3, padi unggul ini juga tahan penyakit hawar daun kuman patotipe III dan agak tahan patotipe IV. Inpari 19 sesuai ditanam pada lahan sawah irigasi dan tadah hujan dengan ketinggian lokasi pengembangan 0-600 m dpl.
- Varietas Padi Inpari 31 berpotensi hasil 8,5 t/ha dengan rata-rata 6,0 t/ha, umur 112 hari, tekstur nasi pulen dengan kadar amilosa 21,1%. Tahan terhadap hama wereng cokelat biotipe 1, 2, dan 3, padi unggul gres ini juga tahan penyakit hawar daun kuman patotipe III, tahan penyakit blas ras 033, dan tahan penyakit tungro ras Lanrang. Inpari 31 cocok dikembangkan pada lahan sawah dataran rendah hingga ketinggian lokasi 600 m dpl.
- Varietas Padi Inpari 33 bisa berproduksi 9,8 t/ha dengan rata-rata 6,6 t/ha, umur 107 hari, tekstur nasi sedang dengan kadar amilosa 23,4%. Tahan terhadap hama wereng cokelat biotipe 1, 2, dan 3, padi unggul gres ini juga tahan penyakit hawar daun kuman protipe III, dan tahan penyakit blas ras 073. Inpari 33 sesuai dikembangkan pada lahan sawah dataran rendah hingga ketinggian lokasi 600 m dpl dan tidak dianjurkan ditanam pada lahan sawah endemik penyakit tungro.
- Varietas Padi Inpari 34 Salin Agritan berumur genjah 102 hari dengan potensi hasil 8,1 t/ha, rata-rata 6,0 t/ha, tekstur nasi agak pera dengan kadar amilosa 22,8%. Tahan terhadap hama wereng cokelat biotipe 1, varietas unggul gres ini juga tahan penyakit blas ras 033 dan 173, toleran salinitas, dan sanggup dikembangkan pada lahan sawah dataran rendah hingga ketinggian lokasi 500 m dpl.
- Varietas Padi Inpari 35 Salin Agritan berpotensi hasil 8,3 t/ha, umur 106 hari, tekstur nasi agak pera dengan kadar amilosa 24%. Agak tahan terhadap wereng cokelat biotipe 1, padi unggul gres ini juga tahan penyakit blas ras 073, dan tidak dianjurkan ditanam pada lahan sawah endemik tungro.
- Varietas Padi inpari 38 jumlah produksinya sebanyak 6,92 ton gabah kering panen per hektar
- Varietas Padi inpari 39 bisa berproduksi sebanyak 6,46 ton GKP per hektar
- Varietas Padi inpari 41 bisa berpproduksi rata-rata sebanyak 6,15 ton GKP per hektar
- Varietas Padi Green Super Rice (GSR). Padi GSR ada dua macam. Kedua varietas tersebut mempunyai potensi hasil sekitar 10 ton/hektar (ha) dengan rendemen 65 % pada kondisi uji multi lokasi. Bibit jenis ini bisa mengurangi penggunaan input ibarat pestisida, pupuk kimia, dan air. Selain itu varietas padi GSR juga bisa berproduksi tinggi dalam kondisi sub-optimum, ibarat kekeringan dan kebanjiran (amphibi). Begitu juga dengan ketahanannya dalam menghadapi terjangan hama wereng yang kerap datang. Kedua varietas padi ini terbukti ampuh menahan hama wereng cokelat dan kekeringan. Varietas ini pernah diuji coba dalam kondisi serangan hama wereng cokelat di Karawang, Indramayu, Cilacap, Banyumas, dan Kebumen. Secara fisik penampilan beras bening ibarat kristal dan rasa nasi pulen yang disukai kebanyakan masyarakat Indonesia. Benih varietas Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 Agritan GSR telah diprodukdi di Unit Produksi Benih Sumber (UPBS) BB Padi dan didistribusikan kepada pihak-pihak terkait, ibarat UPBS Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Balitbangtan, serta produsen benih.
- Varietas padi unggul Pak Tiwi-1. Batang padi Pak Tiwi-1 sangat keras dan kokoh sehingga wereng sulit menusuk permukaan batang untuk membuatkan virus. Keunggulan padi Pak Tiwi-1 terbukti lebih tahan dalam menangkal serangan wereng terutama wereng biotipe 1, 2 dan 3. Sehingga secara alami wereng tidak suka dengan aksara batang Pak Tiwi-1. Keunggulan lain padi Pak Tiwi-1 yaitu mempunyai produktivitas tinggi dengan potensi hasil mencapai 11 ton dan rata-rata 7-8 ton per hektar.
Tidak semua varietas padi tahan wereng tersebut bisa cocok pada semua kondisi dan alam indonesia oleh alasannya yaitu itu para petani harus cerdas dalam menentukan jenis varietas padi tersebut. Alangkah baiknya jikalau rekan-rekan petani menanam jenis padi tahan wereng yang telah diuji coba atau didemplot diwilayah tersebut. Sekali lagi, belum tentu varietas yang cocok dan bisa berproduksi tinggi disuatu wilayah akan cocok diwilayah lainnya. Oleh alasannya yaitu itu tanamlah padi yang benar-benar cocok untuk tempat anda.
Selain varietas tahan, monitoring flora padi juga menjadi kunci keberhasilan melawan hama wereng. Karena dengan monitoring atau pemantauan maka tanda-tanda serengan wereng bisa terdeteksi semenjak dini. Pengendalian dengan pestisida akan lebih gampang dan berhasil jikalau kita melakukannya semenjak dini. Jangan menuggu serangan berat gres bertindak.
Demikian artikel perihal Varietas padi unggul tahan wereng terbaru yang dikeluarkan oleh kementrian pertanian. Mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi kita semua.
Sukses Petani Indonesia !!
Maspary
Tidak ada komentar:
Posting Komentar