Selasa, 20 Maret 2018

Padi Hazton Vs Sri Vs Konvensional

Salam Tani !! Untuk mendongkrak produksi beras, tidak henti-hentinya para petani selalu melaksanakan penemuan dan percobaan. Kita masih ingat beberapa tahun yang kemudian kita selalu berkiblat pada sistem tanam SRI untuk dapat meningkatkan hasil padi. Walaupun memang ribet tetapi petani selalu mencoba menerapkan dasar-dasar budidaya  padi dengan sistem SRI tersebut.

Lain dulu lain sekarang, dipemerintahan yang serba kontraversial ini cara penanaman padi juga dibentuk berlawanan dengan kebiasaan. Kalau dulu kita dihentikan menanam padi dengan ombol (bibit banyak ) justru disaat ini ada teknologi budidaya padi yang menyarankan agar menanam dengan bibit banyak.
 
Adalah budidaya padi dengan sistem Hazton (hasil berton-ton).

Cara budidaya padi memakai metode Hazton bahwasanya mulai diperkenalkan pada tahun 2012 di Kalimantan Barat, Hazton berarti sebuah contoh atau metode yang di gunakan untuk hazil berton-ton, Kata Hazton juga berasal dari abreviasi dua penemu metode  tersebut yaitu Haz dari Ir. H. Hazairin, Ms dan Ton dari nama Anton Kamarudin Sp. M.Si.

hentinya para  petani selalu melaksanakan penemuan dan percobaan PADI HAZTON vs SRI vs KONVENSIONAL

Gambar:  tanaman padi mekongga dengan sistem hazton (kiri) dan Konvensional (kanan)

Hal yang paling berbeda dari hazton ialah dimana sebuah metode dalam penanaman padi yang memakai 20-30 bibit perlubang tanam. Mungkin ini tak lazim bila dibandingkan dengan metode SRI (dengan 1 bibit) ataupun cara konvensional yang memakai 3 s/d 5 bibit perlubang tanam. Diharapkan  dengan memakai bibit yang banyak akan menjadi indukan yang produktif, tanpa harus konsentrasi pada pembentukan anakan lagi.

hentinya para  petani selalu melaksanakan penemuan dan percobaan PADI HAZTON vs SRI vs KONVENSIONAL

Gambar : batang padi mekongga dengan sitem hazton yang tidak mengecewakan besar


Setelah maspary mengamati proses budidaya hazton yang dilakukan oleh beberapa petani didaerah Banyumas maka dapat kita ambil kesimpulan dari budidaya padi metode hazton ini. Kemudian kita bandingkan dengan budidaya padi dengan sisten SRI dan sistem konvensional. Hasilnya ialah sebagai berikut: 


PERLAKUAN
HAZTON
SRI
KONVENSIONAL
Jumlah bibit
20-30
1-2
3-6
Umur tanam
25-35 hss
5-10 hss
20-30 hss
Jarak tanam
20-25 cm
30-50 cm
20-22 cm
Kebutuhan benih/ ha
125 kg
5 kg
25 kg
Pupuk organik
tidak harus
harus
tidak harus
Pupuk kimia
Urea 150 Ponska 300
sedikit
Urea 150 ponska 150
Pengairan
biasa
berselang
biasa
anakan produktif
24-40
40-50
12-24
Serangan keong
tahan
tidak tahan
sedang
Penyakit daun
Tidak tahan
Lebih tahan
sedang
Serangan hama
tinggi
rendah
relatif
Umur panen
Lebih cepat
biasa
bisa
Produksi / ha
8,2 ton
10 ton
 5-7 ton
 
* Tabel perbandingan di atas merupakan perbandingan di tempat Banyumas dalam skala kecil, untuk tempat lain dimungkinkan dapat mendapat hasil yang berbeda.



Bagi anda yang mempunyai lahan dengan kesuburan sedang, serangan keong tinggi, tenaga kerja rendah, pengairan agak sulit diatur silahkan mencoba budidaya sistem hazton ini.
Demikian sekilas gosip perihal budidaya padi hazton vs padi SRI vs padi konvensional. Mudah-mudahan dapat menambah wawasan para petani Indonesia yang ingin meningkatkan produksi padinya. Dan smoga goresan pena maspary ini dapat bermanfaat dunia akherat buat kita semua.  Amiiin….
 
Sukses Petani Indonesia !!
           Maspary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar