Selasa, 20 Maret 2018

Cara Monitoring Flora Padi

Salam Tani... !!
Maspary sering memberitahu petani, bahwa petani padi Indonesia itu dibagi menjadi tiga jenis. Yaitu petani jalan, petani pematang dan petani tulen. Apa maksudnya ?? 
  1. Petani jalan yaitu petani yang melihat tanamannya hanya dari jalan, bahkan hanya sambil lewat naik motor. Jika tanamannya terlihat elok maka dianggap padinya bagus. Nggak tahu apa yg terjadi sebetulnya diantara rumpun-rumpun padinya.
  2. Petani pematang yaitu petani yang melihat tanamannya dari pematang sawah. Dia jalan berkeliling diantara pematang. Ini lebih elok dari petani jalan diatas, alasannya yaitu dapat melihat tumbuhan padi dari dekat. Dengan cara ini petani melihat tanamannya hanya permukannya saja, tidak dapat melihat tanamannya hingga bawah.
  3. Petani tulen yaitu petani yang benar-benar terjun kesawah sehingga dalam pengamatan tumbuhan pun mau turun ke sawah langsung. Dia buka beberapa rumpun padi dalam petakan sawahnya. Inilah seharusnya petani Indonesia. Dengan pengamatan menyerupai ini maka monitoring akan lebih sempurna.
Silahkan anda menilai diri anda sendiri... jikalau dalam bertani padi belum sukses itu salah siapa ? anda termasuk petani mana ? petani jalan ? petani pematang atau atau petani tulen ? Hanya diri anda sendiri yang dapat menilai...



Sekali lagi saya tekankan bahwa kesuksesan dalam bertani padi yaitu bukan semata-mata penggunaan pestisida yang mahal, pupuk yang banyak atau bibit yang unggul tetapi sangat tergantung oleh monitoring atau pengamatan secara rutin.

Kembali ke laptope... Kembali pada tema pembahasan artikel ini yaitu bagaimana cara melaksanakan monitoring tumbuhan padi yang benar. Kalau berbicara mengenai cara melaksanakan monitoring tentunya ada dua pertanyaan inti, yaitu berapa sering seharusnya kita monitoring dan bagaimana kita melaksanakan monitoring.
  1. Berapakah sebaiknya frekuensi dalam melalukan monitoring padi ??  Sebenarnya semakin sering dilakukan monitoing semakin baik, tetapi tentunya kalau dilakukan setiap hari akan boros waktu dan tenaga. Oleh alasannya yaitu itu untuk monitoring sebaiknya dilakukan paling usang seminggu sekali
  2. Lalu bagaimana caranya ?? Seperti yg saya tulis diatas, bahwa petani yang paling baik yaitu petani nomor 3 atau petani tulen yaitu petani yang dapat memonitoring tanamannya secara maksimal. Monitoring harus dilakukan secara benar, kita harus turun kesawah dan kita amati satu per satu keadaan atau adanya hama dan penyakit pada rumpun tersebut. Jangan lupa dalam melaksanakan pengamatan/ monitoring sebaikknya dilakukan dari atas (ujung Tanaman) ke bawah (pangkal Tanaman). Tujuannya yaitu biar ketika dilakukan pengamatan hama hama yang berada pada rumpun tersebut tidak lari kemana mana tetapi hanya turun kebawah. Lalu kita catat hama apa saja dan penyakit apa saja yang ada pada tumbuhan tersebut untuk sebagi dasar tindakan pengendalian.
  3. Setelah kita monitoring kemudian apa yang harus kita lakukan ?? Harapan kita dari hasil monitoring sebetulnya yaitu tumbuhan tumbuh normal dan tidak ada serangan hama dan penyakit. sehingga kita tidak perlu melaksanakan tindakan apapun kecuali menunggu satu ahad untuk monitoring berikutnya. Akan tetapi jikalau memang ada tanda-tanda serangan hama atau penyakit tentunya kita harus secepatnya mengambil keputusan tindakan pengendalian. Demikian juga ketika pertumbuhan tumbuhan dirasa kurang normal atau terhambat maka kita secepatnya harus memperlihatkan pupuk susulan.
Demikian artikel singkat ihwal cara monitoring atau pengamatan rutin pada tumbuhan padi agar tumbuhan selalu terpantau jikalau ada tanda-tanda serangan hama atau penyakit, mudah-mudahan dapat mempunyai kegunaan dunia akherat bagi pembaca dan diri penulis.


Sukses Petani Indonesia !!



            Maspary

Tidak ada komentar:

Posting Komentar